Thursday, July 22, 2010

Persahabatan

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

Dan dia menjawab:

Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.


Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.


Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.


Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?

Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

~ Khalil Gibran ~

Monday, May 10, 2010

Renungan Milad

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat 
Sesungguhnya hitungan nafas kita telah di tetapkan
Dentingan detik tlah di perhitungkan
Semuanya akan pergi tak akan bisa kembali

Alhamdulillah YA ALLAH Engkau masih memberiku kesempatan buat memperbaiki diri
Agar gak termasuk orang yang merugi apalagi celaka..dihari pembalasan nanti
Beri hambaMU ini kekuatan untuk menjalani hidup nie Tuk mendapatkan Ridho Illahi
Walau kadang hamba sering lupa diri keasyikan dengan urusan duniawi

Banyak orang dengan datangnya ultah mereka malah merayakannya dengan hura - hura sampe lupa dengan Sang Maha Kuasa 
Padahal dengan bertambahnya umur kita otomatis jatah hidup kita di dunia semakin berkurang
Semakin dekat dengan kematian yang akan di mintai pertanggungan jawab
Atas amanat umur yang di berikan kepadanya

YA ALLAH ampunilah semua dosa - dosa yang tlah q perbuat di hari kemarin 
Sering melalaikan perintah MU 
Beri hamba kekuatan buat menjalani sisa umur nie tuk berbuat kebaikan semakin mendekatkan diri kepadaMU
Semoga kesuksesan dunia dan akherat dapat q raih 
Amin amin amin yarobbal'alamin

Sunday, May 2, 2010

Pesan Ayah

Pesan Sang Ayah Kepada Anaknya

Untuk jadi bahan renungan kita semua…

Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Sebelum meninggal, ayah mereka berpesan dua hal :
1. Jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu
2. Jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.
Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu :
Inilah karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak.

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang ibupun bertanya hal yang sama.

Jawab anak sulung :
Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama.

Bagaimana dengan anda??

Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat ditanggapi dengan presepsi yang berbeda jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita.. pilihan ada di tangan kita.
a. Berusaha melakukan hal biasa yang dikerjakan dengan cara yang luar biasa.
b. Mengubah diri Anda sendiri, biasanya merupakan cara terbaik untuk merubah orang.

Dikutip : Catatan Sahabat  Evi Trianasari

Malu Sebagian Dari Iman

Rasulullah SAW bersabda, “Memiliki rasa malu itu merupakan manifistasi dari iman” (HR. Bukhari).

Pengertian malu menurut bahasa ialah perubahan dan peralihan sikap manusia karena takut atau khawatir terhadap sesuatu perbuatan yang menyebabkan dirinya dicela orang lain. Menurut syara’ yang disebut dengan malu adalah peringai yang membangkitkan seseorang untuk menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan mencegah dirinya dari kelengahan terhadap hak yang menjadi milik orang lain. Malu ini termasuk ke dalam golongan kesempurnaan ahlak dan kegemaran kepada sebutan baik. Orang yang tidak mempunyai rasa malu pasti rendah ahlaknya dan tak mampu mengendalikan hawa nafsunya.

Nabi Muhammad Saw adalah seorang yang tinggi perangainya, dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Rasulullah Saw adalah seorang yang sangat pemalu, lebih pemalu dari seorang gadis yang dipingit. “Adalah Rasulullah Saw, lebih pemalu dari gadis dalam pingitan. Dan bila terjadi sesuatu yang tidak disukainya, kami dapat mengenal dari wajahnya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sifat malu terbagi menjadi tiga.

  1. Malu kepada diri sendiri.
    Orang yang mempunyai malu terhadap dirinya sendiri, saat melihat dirinya sangat sedikit sekali amal ibadah dan ketaatannya kepada Allah SWT serta kebaikannya kepada masyarakat di lingkungannya, maka rasa malunya akan mendorongnya untuk meningkatkan amal ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Orang yang mempunyai rasa malu terhadap dirinya sendiri, saat melihat orang lain lebih berprestasi darinya, dia akan malu, dan dia akan mendorong dirinya untuk menjadi orang yang berpresetasi.
  2. Malu kepada manusia.
    Orang yang merasa malu terhadap manusia akan malu berbuat kejahatan dan maksiat. Dia tidak akan menganiaya dan mengambil hak orang lain. Walaupun malu yang seperti ini bukan didasari karena Allah SWT melainkan karena dorongan rasa malu terhadap orang lain, tapi insyaAllah orang tersebut mendapat ganjaran dari Allah SWT dari sisi yang lain. Tapi perlu dicatat, orang yang merasa malu karena dorongan adanya orang lain yang memperhatikan, sementara ketika sendiri dia tidak malu, maka sama artinya orang itu merendahkan dan tidak menghargai dirinya.
  3. Malu kepada Allah SWT.
    Malu seperti ini akan menimbulkan kesan yang baik. Orang yang memiliki rasa malu terhadap Allah SWT akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya, karena ia yakin bahwa Allah SWT senantiasa melihatnya

Bila kita kembali kepada hadits Rasulullah di atas yang mengatakan rasa malu adalah manifestasi dari iman, maka hanya orang-orang yang imannya menancap kuat dan tumbuh yang memiliki tingkat sensitivitas rasa malu yang sangat tinggi.

Dikutip : http://gedex.web.id/archives/2008/02/25/malu-sebagian-dari-iman/

Wednesday, April 14, 2010

Jadikanlah Hidupmu Seperti Air

SuAda dua benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering menyombong kepada sahabatnya : "Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak". Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.

Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana . Aturannya : "Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang" Besi dan air pun mulai berlomba : Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.

Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.

Score air dan besi 1 : 0 untuk rintangan ini. Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua. Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.

Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua. Score air dan besi 2 :
0
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba di luar gua besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air : "Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !"

Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap.
Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan. Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0.

Jadikanlah hidupmu seperti air. Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan.
Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.

Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.

sumber : kaskus.us

Monday, April 12, 2010

Kualitas Dalam Kuantitas

Seorang murid berkata pada gurunya, “Guru, bila saya belajar tidak hanya dari Anda, tetapi juga dari guru-guru yang lain, bukankah ilmu saya akan berlimpah ?”

Sang guru tersenyum, menatap lembut sang murid, lalu berkata, “Dia yang mengejar mengejar dua kelinci (pada waktu bersamaan), tidak akan mendapatkan kelinci!”

Sang murid bingung, dan terpekur; “Bukankah 1+1 =2, dan 2+2=4? Artinya 2 guru + 2 guru = 4 ilmu?“.

Sang guru, seakan-akan dapat membaca pikiran muridnya, melanjutkan; “Dalam kehidupan ini, tidak semua ilmu yang kamu pelajari akan terpakai. Hanya segelintir ilmu yang akan kamu gunakan untuk memperbaiki kualitas hidupmu”.

“Hidup ini terlalu singkat, untuk dapat mempelajari semua ilmu. Bila kamu mempelajari semua ilmu, lalu memilah-milah ilmu yang terbaik untukmu, kapankah kamu punya waktu untuk menerapkannya?”

“Tujuan belajar adalah bukan untuk mengetahui, tetapi untuk menerapkan, untuk kemakmuran dan kebahagiaanmu, serta masyarakat di sekelilingmu” .

Sang murid, dengan mimik muka serius, bertanya; “Lalu, bagaimanakah caranya mendapatkan ilmu terbaik, yang terhebat dan dalam waktu cepat mengantarkan kita pada kesuksesan?”.

Sang guru, kembali tersenyum, dan menjawab dengan lembut, “Tidak ada guru yang terbaik, dan tidak ada ilmu yang terbaik. Yang terbaik tahun lalu, belum tentu terbaik di tahun mendatang.”

“Lalu, siapakah yang terbaik?”

“Semua ilmu itu baik, asal cocok dengan pengguna ilmunya. Kecocokan dalam bakat, sifat, kepribadian dan juga kecenderungan si Pengguna, akan sangat menentukan kecepatan penguasaan ilmu tersebut”.

“Daripada menghabiskan waktu untuk mencari banyak ilmu, lalu memilah-milah yang terbaik, bukankah lebih mudah bagimu untuk mencari hanya seorang guru dan ilmu yang sesuai, lalu kamu belajar sebanyak-banyaknya, dan sedalam-dalamnya, dari Beliau ?”

Sang guru mengakhiri percakapan dengan sebuah renungan.
“Dalam kehidupan, manusia lebih menghargai banyak dari pada dalam”.
Manakah yang lebih berarti bagi Anda;

Banyak bisnis yang membuat kepala pening, atau satu bisnis yang membuat Anda untung besar?
Banyak proyek yang tidak selesai, atau satu pekerjaan yang mendapatkan pujian?
Banyak ilmu yang belum diterapkan, atau satu ilmu yang menghasilkan banyak?

Oleh Ibu Yannie Melinda

Alergi Hidup

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati."

Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit". "Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati".

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan: "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup". Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo.

Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita".

"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru. "Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.

"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru. "Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi. "Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok jam enam sore. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang".

Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu relaks, begitu santai... Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di sebuah restoran. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu". Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini Bos kita kok aneh ya?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan: "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami".

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidupnya menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan".

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP !

Tuesday, March 9, 2010

Kisah Sebuah Jam

Alkisah, Seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31.104.000 kali selama setahun?"
"Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

Tukang jam pun terdiam....
"Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?"

"ha...Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

Tukang jam pun terdiam....
"Bagaimana kalau 3.600 kali dalam satu jam?"

"Apaa..Dalam satu jam harus berdetak 3.600 kali?"
"Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam pun terdiam....

Lalu tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam.

"Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kalisetiap detik?"

"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jamdengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 86.400 kali dalam sehari..dan 3.600 kali dalam satu jam..dan tentu saja 31.104.000 kali selama setahun!!!

~~~

Sahabatku, Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang terasa begitu berat. Namun sebenarnya jika kita sudah menjalankannya, ternyata kita mampu, bahkan sesuatu yang mungkin semula kita anggap tidak mungkin untuk dilakukan. Yakinlah kepada Allah! Allah sudah mengukur kemampuan Hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya bersamaan dengan kesulitan yang kita hadapi, ada kemudahan di dalamnya.

Sahabatku, saya jadi teringat sebuah cerita dari grup IS3, tentang anak yang bertanya kepada ayahnya,

"Ayah, bisakah seumur hidup, kita bersih tanpa dosa?" tanya sang anak.
Sang ayah hanya menggelengkan kepala.

"Gimana kalo setahun?" tanyanya lagi. Ayahpun menggelengkan kepala sambil tersenyum,

"Kalo seminggu, gimana?" tanyanya lagi. Ayah menjawab. "Masih berat anaku, kayaknya nggak mungkin..."

"Nah, kalo satu jam bersih tanpa dosa", sang Ayah menjawab, "hmm..kalo sejam itu mungkin, Insya Allah"

"Jika demikian, aku akan berusaha hidup benar dari jam ke jam, ayah.
Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya dari jam ke jam, sehingga aku dapat hidup dengan benar...."

Sang ayah terkejut, akan jawaban sang anak yang begitu dalam maknanya....

Silahkan sahabat simpulkan sendiri... ^_^

Jazakumullah telah membaca cerita ini, semoga bermanfaat...

Ketika Cinta Hadir


Ketika cinta hadir, apa yang harus aku lakukan..?
Ketika cinta itu hadir tak terbendung, sungguh tiba- tiba, hanya akibat berbicara beberapa tutur kata saja.. dan engkau pun merenung.. YA Allah , apakah ini yang dinamakan cinta? dan apakah cinta ini Engkau hadirkan kedalam diriku sebagai ujian ataukah peluang.?

Cinta itu unik, ia hadir bukan untukmu, melainkan dirimu hanyalah perantara penebar cinta itu. Semakin dalam cinta itu menusuk dan menghujam kehatimu, berarti semakin banyak cinta yang dapat kau tebarkan ke semesta. Dan artinya semakin besar pula potensimu memasuki hati yang lebih dalam lagi dimana di sana bersemayam Nur Illahi yang cintanya lebih sejati.....

Jika kau bisa mencintai manusia dengan kedalaman 10 km menuju titik hatimu, maka engkau seharusnya bisa mencintai Tuhanmu lebih dalam dari itu. Cinta kepada manusia itu bisa di jadikan jalan tercepat menuju cinta ALLAH, Cinta yang dalam kepada manusia bisa kau jadikan jalan TOL menuju ALLAH SWT.

Ketika cinta itu hadir maka lupakan stimulatornya, tapi kembalilah kepada inspiratornya, semakin dalam cinta itu, semakin menusuk cinta itu maka akan semakin besar peluang anda dekat dengan Tuhan, caranya bagikan saja cinta yang hadir itu kepada alam semesta. Jangan kau pendam sendiri di lubuk hatimu, karena cinta yang tak kau tebarkan akan menjadi cinta yang tak sejati, yaitu bisa menghalangi hadirnya cinta yang lebih sejati. Maka bagikanlah cinta itu dengan penuh cinta kasih...

Sungguh , seharusnya ketika semakin dalam cinta masuk ke relung hatimu, maka semakin banyak engkau bisa berbagi cinta, ilmu, dan kasih sayang kepada manusia dan alam semesta..



Pelajaran Hidup

Pulanglah pada tuhan, cahaya kehidupan
Syarat bahagia di dunia, akherat kekal selamanya
Pada ALLAH....

Sudah menjadi lumrah, kehidupan di dunia 
Cabaran dan dugaan, mendewasakan usia
Rintangan di lalui tambah pengalaman diri
Sudah sunah, ketetapan Illahi

Deras arus dunia, menghanyutkan yang terlena
Indah fatamorgana, melalaikan , menipu daya
Dikejar, dicintai bak bayangan tak bertepi
Tiada sunahnya di dunia yang di cari

Begitu indah, siapapun kan tergoda
Harta, pangkat dan wanita melemahkan jiwa
Tanpa iman dalam hati, kita kan dikuasai
Syetan nafsu dalam diri, musuh yang tersembunyi

Pulanglah kepada Tuhan, cahaya kehidupan
Keimanan, ketaqwaan kepadanya senjata utama

Sabar menempuh jalan, tetapkan iman di hati
Yakinkan janji Tuhan surga yang sedia menanti
Imanlah penyelamat, dunia penuh panca roba
Hidup di akherat, kita kekal bahagia

di kutip dari catatan sahabatku : Supriyanto



Sunday, March 7, 2010

Kunci Sukses

Alkisah pada suatu desa terdapat seorang kakek yang rajin beribadah, ia beranggapan bahwa semua doanya akan dikabulkan oleh Allah.

Suatu ketika tibalah hujan yang sangat lebat sehingga terjadilah banjir, seluruh penduduk pun mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tapi anehnya si Kakek tersebut cuma diam seraya berdoa, “Ya Allah selamatkanlah hamba-Mu ini dari marabahaya banjir.” Waktu itu ada seseorang yang mengetahui bahwa si Kakek belum mengungsi kemudian datanglah sebuah perahu yang menawarkan agar si Kakek mau diajak untuk mengungsi bersamanya, tapi dia tetap tidak mau beranjak dari tempat tersebut. Dengan perasaan kecewa sang Pengemudi perahu pergi meninggalkan kakek sendirian.

Hujan semakin lebat volume air bertambah tinggi pula si Kakek masih berusaha naik kepohon kelapa, secara kebetulan Team SAR yang menyusuri wilayah tersebut dengan helikopter dengan maksud yang sama ia membujuknya agar mau di evakuasi. Namun, tawaran tersebut masih ditolak juga. Karena tidak mengindahkan ajakan Team SAR, si Kakek pun tenggelam terbawa arus banjir dan akhirnya meninggal dunia.

Tibalah kakek di akherat protes “Ya Allah mengapa Engkau tidak menolong hamba-Mu ini. Padahal saya ahli ibadah?”

Allah pun menjawab, “Apakah engkau lupa sudah ada seseorang yang datang mau menolong lewat perahu, tapi kamu tolak. Dan pertolongan yang kedua lewat helikopter, tapi masih kamu tolak juga. Dan itulah pertolanganKu yang terakhir.”

Dari kisah di atas dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwa:
Allah akan memberi pertolongan hamba-Nya melalui berbagai macam cara.
Kita harus lebih peka menyikapi masalah dan mencari solusinya.


Mau sukses?? Ada beberapa hal yang perlu diingat: DUIT (bukan arti yang sebenarnya lho), tapi Doa, Usaha, Ikhlas dan Tawakal.

Doa
Kita wajib berdoa pada Allah dalam segala hal, alangkah sombongnya kita jika sebagai manusia lemah tidak mau berdo'a pada Allah di dunia ini tiada daya dan kekuatan selain dariNya.

Usaha
Berusaha dengan semaksimal mungkin semua masalah pasti dapat terselesaikan asalkan kita mau berusaha. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga kaum tersebut merubah nasibnya sendiri. Allah tidak akan menurunkan masalah melainkan sebatas kemampuan manusia.

Ikhlas
Dengan ikhlas kita niatkan segala perbuatan kita untuk mencari RihoNya.

Tawakal
Setelah ketiga hal tersebut kita lakukan yang terakhir tinggal menyerahkan segalanya pada Allah agar diberi jalan yang terbaik.

Semoga dengan artikel tersebut kita dapat menambah sedikit ilmu dan bisa mengamalkannya AMIN......

Paku dan Kemarahan

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas di hati orang lain seperti lubang ini. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

~Author Unknown

Sebuah permintaan maaf bisa mengobati banyak hal. Namun, agaknya kita juga harus mengingat, bahwa semua itu tak akan ada artinya, saat kita mengulangi kesalahan itu kembali.
Cerita ini, adalah sebuah tamsil, sebuah amsal, sebuah ibarat dan sebuah wira-kisah. Tentang, berbuat kesalahan memang wajar, namun, ia juga mengajarkan, menghindarinya adalah hal lain yang bisa kita lakukan.

Sumber : resensi.net

Tidak Ada Jalan Yang Rata Untuk Sukses!

Di pagi hari buta, terlihat seorang pemuda dengan bungkusan kain berisi bekal di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak gunung yang terkenal.

Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan indah layaknya berada di surga. Sesampai di lereng gunung, terlihat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh seorang kakek tua.

Setelah menyapa pemilik rumah, pemuda mengutarakan maksudnya "Kek, saya ingin mendaki gunung ini. Tolong kek, tunjukkan jalan yang paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung".

Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan pemuda,

"Ada 3 jalan menuju puncak, kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah atau sebelah kanan?"

"Kalau saya memilih sebelah kiri?"

"Sebelah kiri melewati banyak bebatuan". setelah berpamitan dan mengucap terima kasih, si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa jam kemudian dengan peluh bercucuran, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah si kakek.

"Kek, saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan". "Jalan sebelah mana lagi yang harus aku lewati kek?"

Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi 3 jari tangannya menjawab "Pilihlah sendiri, kiri, tengah atau sebelah kanan?"

"Jika aku memilih jalan sebelah kanan?"

"Sebelah kanan banyak semak berduri". Setelah beristirahat sejenak, si pemuda berangkat kembali mendaki. Selang beberapa jam kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek.

Dengan kelelahan si pemuda berkata, "Kek, aku sungguh-sungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah aku tempuh, rasanya aku tetap berputar-putar di tempat yang sama sehingga aku tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil yang kuinginkan, tolong kek tunjukkan jalan lain yang rata dan lebih mudah agar aku berhasil mendaki hingga ke puncak gunung"

Si kakek serius mendengarkan keluhan si pemuda, sambil menatap tajam dia berkata tegas "Anak muda! Jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah! Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi semua rintangan! Hadapi semua tantangan yang ada! Jalani langkahmu setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung itu seperti yang kamu inginkan! dan nikmatilah pemandangan yang luar biasa !!! Apakah kamu mengerti?

Dengan takjub si pemuda mendengar semua ucapan kakek, sambil tersenyum gembira dia menjawab "Saya mengerti kek, saya mengerti! Terima kasih kek! Saya siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang ada! Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak gunung ini. Dengan senyum puas si kakek berkata, "Anak muda, Aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu!" selamat berjuang!!!

Tidak ada jalan yang rata untuk sukses!

Sama seperti analogi Proses pencapaian mendaki gunung tadi. Untuk meraih sukses seperti yang kita inginkan, Tidak ada jalan rata! tidak ada jalan pintas! Sewaktu-waktu, rintangan, kesulitan dan kegagalan selalu datang menghadang. Kalau mental kita lemah, takut tantangan , tidak yakin pada diri sendiri, maka apa yang kita inginkan pasti akan kandas ditengah jalan.
Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, mempunyai komitmen untuk tetap berjuang, barulah kita bisa menapak di puncak kesuksesan.

Salam sukses luar biasa!!!

Oleh Bapak Andrie Wongso

Budi Penjaja Kue

Untuk menghidupi keluarganya budi berusaha membantu ibunya menjajakan kue bikinan ibunya sendiri. Di depan toko ada seseorang yang sepertinya sedang menunggu temannya si budi pun berusaha menawarkan.
Budi : " Om mau beli kue buatan ibu ku gak, enak lho rasanya "
Om  : " Maaf ya dek saya sudah lapar banget kalo cuma kue saya masih kurang, q mau makan ke warung aja."
Setelah keluar dari warung budi pun tidak putus asa untuk menawarkannya lagi, karena merasa kasihan si OM  berkata : " Ya sudah ini ada uang 2 ribu saya sedekahkan buat kamu"

Uang itupun di terima budi tapi karena ada nenek yang lagi meminta - minta uang itupun akhirnya diserahkan pada sang nenek. Kebetulan si om melihatnya, trus bertanya : " Kenapa dek uang yang om kasih tadi kok malah di berikan pada sang nenek bukanlah kamu lagi membutuhkan uangnya."
Budi : " Benar om saya memang lagi membutuhkan uangnya tapi kata om tadi buat sedekah ya sudah makanya saya sedekahkan pada nenek tadi, saya di ajarkan ibu buat bekerja menjual kue ini bukan untuk mencari uang dari belas kasihan."

Si Om berkata dalam hati : " Sungguh luar biasa anak kecil ini walaupun miskin harta tetapi dia kaya hati".Banyak pelajaran yang dapat q dapat darinya dan akhirnya si om pun membeli semua kuenya bukan karena kasihan tapi karena ia telah menyadarkan dirinya bahwa kita harus berusaha dengan keringat sendiri untuk mendapatkan uang serta semangat yang di milikinya.

Tips Menyikapi Rasa Malas

Ada sedikit tips tuk menghilangkan rasa malas yang sering muncul ketika kita berada dalam suatu kerjaan atau situasi yang bikin malas atau bosen melakukannya antara lain : 

1. Ganti " Kapan Selesainya "dengan" Saya Mulai Sekarang " Apabila anda di hadapkan pada suatu tugas besar atau proyek, anda sebaiknya JANGAN berpikir mengenai rumitnya tugas tersebut dan membayangkan kapan bisa diselesaikan, sebaliknya fokuslah pada pikiran positif dengan membagi tugas besar tersebut menjadi bagian - bagian yang lebih kecil dan menyelesaikannya satu demi satu.katakan setiap kali anda bekerja " Saya mulai sekarang" cara pandang ini akan menghindarkan anda dari perasaan terbebani, stress, dan kesulitan

2. Ganti " Saya Harus" dengan " Saya Ingin "
Berpikir bahwa anda harus mengerjakan  sesuatu secara otomatis akan mengundang perasaan terbebani dan anda menjadi malas mengerjakannya. Anda akan mencari seribu alasan untuk menghindari tugas tersebut.
Satu tips yang bisa anda gunakan adalah mengganti " saya harus mengerjakannya " dengan " saya ingin mengerjakannya". Intinya adalah tidak ada seorangpun di dunia ini memaksa anda melakukan apa saja yang anda tidak mau lakukan.

3. Anda Bukan Manusia Sempurna
berpikir bahwa anda harus menyelesaikan pekerjaan sesempurna mungkin akan membawa anda dalam kondisi mental tertekan.Akibatnya anda mungkin akan malas memulainya, anda harus bisa menerima bahwa siapapun bisa berbuat salah dan tidak semua harus sempuna.
Kemalasan merupakan sesuatu yang normal dalam hidup anda.Karena dia normal maka dia pun bisa diatasi.

Tiga tips di atas bisa menjadi awal untuk berpikir dan bertindak berbeda dari biasanya, sehingga anda tidak menyia - nyiakan kesempatan yang datang hanya karena malas mengerjakannya.



Malas

Penyebab utama mengapa banyak orang belum berhasil adalah MALAS.
MALAS di susun oleh 5 kata yang dapat kami artikan : 
  1. Menunda apa yang bisa di kerjakan hari ini..penyakit kronis yang banyak diri kita lakukan, karena kurang menghargai waktu dan tidak punya tujuan harian yang jelas sehingga melewati hari tanpa ada sesuatu yang dikerjakan.
  2. Alasan yang di buat sendiri untuk tidak mengambil tindakan..akibat dari penyakit M yang di atas, kita cenderung berdalih untuk menguatkan alasan mengapa kita menunda apa yang seharusnya kita buat.
  3. Lalai menepati janji / komitmen awal yang telah di buat.Rusaknya integritas pribadi karena kita tidak dapat menjaga nama baik dengan mengabaikan komitmen atau janji yang telah di buat sebelumnya.
  4. Anggapan yang salah tentang sukses. yang di perparah dengan beranggapan yang salah tentang sukses, banyak yang berpikir bahwa sukses kita harus memiliki tingkat pendidikan tinggi dan modal besar, bila kita teliti ternyata sebagian orang yang kaya  saat ini memulai usahanya dari nol
  5. Sering menyerah terlalu awal. Untuk bisa dikenal seorang sykvester stallone harus berjuang untuk menawarkan naskah yang ia tulis tentang ROCKY sebanyak 1855 kali, kita cenderung menyerah ketika kita belum juga berhasil mengerjakan sesuatu 3,4 atau 5 lalu berhenti.
sumber : Agus Setiawan

Friday, March 5, 2010

Kisah Wortel, Telur, dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya.Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci - panci tersebut mendidih, Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata - kata. si anak membungkam dan menunggu dengan sabar, memikirkan apa yang sedang di kerjakan sang ayah, setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain dan menuangkan di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya," Apa yang kau lihat,nak?"
" wortel, telur, dan kopi " jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu, ia melakukannya dan merasakannya bahwa wortel itu terasa lunak.Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya setelah membuang kulitnya ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas, setelah itu si anak bertanya, " Apa arti semua ini, Ayah? "

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing - masing menunjukkan reaksi berbeda.

Wortel sebelum di rebus kuat, keras dan sukar dipatahkan.Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah, cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan.Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.Bubuk kopi mengalami perubahan unik, setelah didalam air, bubuk kopi merubah air tersebut.

" Kamu termasuk yang mana?" tanya ayah." ketika kesulitan menghadapimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur, atau kopi?" Bagaimana dengan kamu? apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu."

" Apakah kamu telur, awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?"

"Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."

"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik."

Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatu pun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu sendiri."